Bupati Buteng Loyalitas Pencet Angka Stunting

Pemerintahan Kabupaten Buton tengah (Buteng) melangsungkan rapat koordinator pemercepatan pengurangan angka stunting. Aktivitas ini dirangkaikan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) Dinas Pengaturan Warga dan Keluarga Merencanakan (DPPKB) dan Tubuh Amil Zakat Nasional.

Bupati Buteng, Azhari menjelaskan aktivitas ini menjadi sisi dari penyeluncuran Pergerakan Orang Tua Asuh Hindari Stunting (Genting), sebuah ide kolaboratif untuk perkuat kolaborasi di antara pemda dan instansi keagamaan dalam memberikan dukungan keluarga pra-sejahtera dan turunkan angka stunting di Buteng.

“Keutamaan pendekatan holistik dalam pengatasan stunting, yang bukan hanya mengarah bidang kesehatan, tapi juga sentuh persiapan pasangan muda dalam membuat keluarga. Saya minta, DPPKB dan Dinas Dukcapil untuk memberi publikasi ke calon pengantin supaya pahami keutamaan persiapan menikah. Maksudnya, membuat keluarga yang sehat dan berkualitas. Ini ialah langkah pertama untuk memutuskan mata rantai stunting,” kata Azhari, Selasa (5/8).

Dia mengutamakan semua camat dan warga Buteng berkenaan pentingnya validitas pernikahan sebagai dasar dalam administrasi kependudukan. Pemkab akan melangsungkan isbat nikah untuk pasangan yang masih belum mempunyai buku nikah.

“Saya telah perintahkan ke beberapa camat supaya mencatat dan sampaikan ke warga agar selekasnya daftarkan diri. Buku nikah penting karena menjadi dasar dalam pengurusan akte kelahiran dan adalah persyaratan khusus dalam melamar kerja,” sambungnya.

Bupati Buteng Bantu Penuh Program Darurat

KENDARI, – Bupati Buton tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra) Azhari, memberi support penuh pada program Pergerakan Orang Tua Asuh Hindari Stunting (darurat).

Hal tersebut dikatakannya waktu memberikan sepatah kata dalam acara Rapat Koordinir Pemercepatan Pengurangan Stunting (PPS) di Aulau Kantor Bupati Buton tengah yang baru di lantai V, Selasa (5/8/2025).

Awalnya, Sekretaris Wilayah Kabupaten Buton tengah, Rijal, memancing peserta sekitar 120 orang untuk memberi support pada program yang disebut satu diantara quick win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.

Program ini dengan memberi shadaqah teratur setiap bulan dengan range 10 sampai 20 ribu rupiah per ASN. Peserta yang 100 % ASN yang datang di dalam ruang itu menyahut solid dalam kata “sepakat”.

Jumlahnya peserta sekitar 120 orang itu terbagi dalam beberapa kepala lembaga, beberapa camat se-Buton tengah (Buteng), dan elemen yang lain.

Menurut Rijal yang mantan Penyuluh KB Daerah Muna dan Buton tengah, jika berbicara stunting dimulai data yaitu seperti bumil, busui dan balita. BKKBN mempersiapkan data yang benar mengenai stunting.

Dianya mengharap supaya data stunting dipisah bisa disebabkan sakit, miskin bahkan juga dari sikap.

“Di Buteng ini karena dampak kawin muda, munculkan sikap yang lumayan mencemaskan,” ucapnya.

“Terkadang ada ibu yang masih terbilang muda sukai memercayakan anaknya ke neneknya. Ibunya pergi joget. Sementara nenek tidak optimal menjaga cucunya,” tambah sekda disongsong tawa peserta.

Azhari, sebagai Bupati dari kelompok pengajar yang bekas rektor, menanggapi kehadiran masyarakatnya lebih tegas, dimulai dari permasalahan pernikahan awal, perkawinan tanpa kartu nikah, sampai beberapa nelayan yang sukai ngebom ikan.

Dianya percaya diri akan mengatur itu semua, dan dianya percaya dari sikap orang tualah stunting banyak terjadi.

Sekaitan rapat koordinasi itu dilakukan MoU di antara Kepala Dinas Pengaturan Warga dan Keluarga Merencanakan (DPPKB) dan Baznas Buteng.

Dalam laporannya, Kadis PPKB Buteng, Tamrin, mengutamakan tujuan khusus bekerja sama di antara DPPKB dan Baznas ialah menginisiasi pergerakan bergotong-royong bersama semua kelompok untuk menjadi Orang Tua Asuh (OTA).

Pasti ini untuk tingkatkan kualitas interferensi yang holistik dan terintegrasi, membuat kesadaran dan keterkaitan public mengenai kebiasaan stunting dan keutamaan pengurangan angka stunting, Tingkatkan support keuangan dalam mensukseskan program darurat dari beragam kelompok, baik perusahaan sampai perseorangan.

Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar, ikut datang dan sampaikan sambutan dengan menyebutkan angka stunting Sultra masih sejumlah 26,1 %, angka stunting Buteng 24,4 %. Dan angka stunting nasional 19,8 %.

Perkuat sambutan Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Ketua Team Kerja Halakiemas sekalian Ketua Team Pengontrol Darurat Sultra, Mustakim, sampaikan keynote speker dengan menyuguhkan beberapa data Keluarga Dampak negatif Stunting (KRS) dan sasaran pengurangan angka stunting Buteng sebesar 968 anak asuh atau KRS.